Sunday, August 17, 2025

Strategi BSI Mendorong Ekonomi Berkelanjutan

Ekonomi berkelanjutan, makin menjadi trending di tengah riuhnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Kata ini bukan  sekadar jargon, melainkan panggilan zaman. Dan menjadi salah satu asta cita Pemerintah.  Bank Syariah Indonesia (BSI), bank syariah terbesar di Indonesia, turut mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Dalam gelaran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025 di JICC Senayan, BSI menegaskan komitmennya: memperkuat sinergi pembiayaan hijau demi mendukung transisi ekonomi berkelanjutan. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, turut hadir bersama para anggota Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI). KKI sendiri merupakan sebuah flagship event tahunan yang menjadi wadah strategis pengembangan UMKM nasional yang diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI). Salah satu acara pada rangkaian KKI 2025: Seminar Nasional Ekonomi Keuangan Hijau- Penguatan Sinergi Pembiayaan Hijau dalam Mendukung Transisi Ekonomi Berkelanjutan.


Wakil Direktur Utama BSI,  Bob Tyasika Ananta, menegaskan - seperti yang saya kutip dari website BSI - percepatan pembiayaan hijau dan inklusif menjadi pendukung bagi tercapainya pembangunan berkelanjutan. Apalagi, hal ini merupakan kebutuhan strategis untuk melindungi lingkungan hidup, memastikan pertumbuhan ekonomi yang merata, menjaga daya saing nasional, serta memperkuat peran Indonesia dalam menghadapi krisis iklim global.


Bob melanjutkan: “Tanpa transformasi sistem keuangan yang hijau, upaya-upaya mitigasi dan adaptasi iklim tak akan optimal.” Ia mengutip data Bank Indonesia: perubahan iklim berpotensi mengakibatkan kerugian ekonomi akibat hingga mencapai Rp100 triliun per tahun. Bahkan, jika tak ada langkah serius, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bisa anjlok hingga 40% pada 2048.


Angka di atas, bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menyadarkan. Bahwa ekonomi hijau, mau tidak mau, adalah keharusan. Dalam seminar nasional tersebut, Bob menggarisbawahi peran UMKM - sektor yang, berdasarkan data Kementerian Koperasi & UKM, menyumbang 60% PDB dan menyerap 97% tenaga kerja. Tapi, ironisnya, pelaku UMKM justru masih menghadapi tantangan besar dalam transisi ekonomi hijau. Salah satunya: minim akses pembiayaan yang terjangkau dan berkelanjutan. Akibatnya, UMKM kian tertinggal dari perubahan struktur pasar yang kini semakin menekankan praktik bisnis ramah lingkungan dan berkelanjutan.


Untuk mengatas hal tersebut, BSI, -bersama BI dan anggota IKBI- berkomitmen memperkuat ekosistem pembiayaan hijau dan inklusif. Caranya? Melalui bauran kebijakan yang tepat, sinergi lintas sektor, dan penyebaran pengetahuan yang luas.


Dalam implementasinya, Bob menekankan, BSI terus memperkuat penerapan ESG alias Environmental, Social, and Governance. Baik dalam bisnis, maupun operasional bank.  Tambah lagi, sebagai pilar strategis untuk mewujudkan transisi ekonomi berkelanjutan, BSI juga mendorong pembiayaan hijau.


Hebatnya lagi, BSI punya visi keberlanjutannya untuk menjadi The Best Global Bank Based on Implementation of Sustainable Finance. So,BSI selalu siap memberikan akses terhadap layanan keuangan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan para nasabahnya tercinta.


Sampai dengan triwulan I/2025, BSI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp72,6 triliun. Jumlah ini mencapai  25,29% dari total portofolio pembiayaan. Di mana bebanyak Rp14,6 triliun-nya dialokasikan untuk green financing dan Rp58 triliun untuk social financing. Sektor prioritas pembiayaan hijau BSI meliputi energi terbarukan, transportasi bersih, pengelolaan air dan limbah berkelanjutan, serta produk ramah lingkungan.


Lanjutnya, BSI juga menerbitkan Sustainability Sukuk tahap II. Nilainya: Rp5 triliun. Sukuk ini bukan sekadar instrumen keuangan, tapi bukti nyata komitmen BSI  implementasi keuangan berkelanjutan terutama sektor UMKM dan pembiayaan hijau.


Terkait dengan pemberdayaan UMKM, sampai dengan triwulan I-2025, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp52,5 triliun. Angka ini naik 12,63% dibandingkan triwulan I-2025. Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) pun tercatat Rp98,15 triliun atau 34,27%.


Dan yang tak kalah penting: pengembangan UMKM Center BSI di berbagai provinsi. Mencakup  pelatihan untuk pengembangan kapabilitas UMKM , hingga digitalisasi lewat platform Salam Digital dan Portal Go UMKM yang memudahkan promosi usaha dan pembiayaan usaha UMKM.

No comments:

Post a Comment

Strategi BSI Mendorong Ekonomi Berkelanjutan

Ekonomi berkelanjutan, makin menjadi trending di tengah riuhnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Kata ini bukan  sekadar jargon, melainka...